Judul
di atas disadur dari buku berjudul sama Siapa mau jadi petani.
Buku ini tidak membahas
teknik-teknik pertanian atau cara-cara mengolah hasil pertanian. Buku
terbitan Gramedia ini membahas hal-hal sederhana terkait sosok
petani.
Buku ini didahului oleh kebutuhan pokok manusia akan bahan makanan
seperti beras dan sayuran. Bahan makanan ini dibutuhkan agar manusia
dapat bertahan hidup. Bahan makanan seperti beras dan sayuran tidak
tumbuh dengan sendirinya. Bahan-bahan ini berasal dari tanaman yang
membutuhkan sosok petani agar dapat berproduksi. Sosok sederhana ini
berperan besar menyediakan bahan makanan segar di dapur.
Sosok sederhana ini memahami aspek-aspek yang berkaitan dengan
lingkungan hidup seperti keseimbangan ekosistem, psikologi manusia,
bisnis dan kimia. Interaksi antar aspek-aspek inilah yang
menghasilkan produk-produk pertanian. Contohnya adalah petani
menyiangi rumput yang mengganggu pertumbuhan padi. Contoh ini
menggambarkan pemahaman petani terhadap keseimbangan ekosistem.
Contoh lainnya adalah padi yang telah berisi diserang hama tikus.
Hama ini butuh hewan pemangsa ular agar perkembangbiakannya
terkendali. Ada contoh lain yang berdasarkan kearifan budaya lokal,
yakni dalam hal mecegah serangan hama keong. Caranya adalah menebar
abu sekam sisa pembakaran di dapur. Perlu diketahui keong adalah
hewan berlendir. Jika abu mengenai tubuhnya maka hewan ini dapat
terluka dan bisa mati.
Mari beranggapan bahwa padi ataulahan yang diolah petani sudah
dipanen. Diperlukan pengetahuan bisnis agar hasil panen ini
menghasilkan uang. Lalu bagaimana jika panen gagal atau panen
diserang hama? Jawabannya adalah perlu menanam tanaman lain sebagai
tanaman pengganti saat salah satu tanaman mengalami gagal panen.
Pertanian modern berjenis monokultur. Artinya pertanian dengan cara
menanam 1 tanaman pada 1 lahan. Dari segi bisnis memang bagus saat
petani kopi misalnya, menanam kopi saja di atas lahan 5 hektar
dibanding menanam 5 jenis tanaman.
Sepertinya memang demikian, tapi ada beberapa petani yang memiliki
pertimbangan lain. Pertimbangan ini adalah menanam 3 atau 4 jenis
tanaman pada 1 lahan, misalnya kelapa, kakao, kopi dan pisang.
Pertimbangan
ini bersifat rasional karena akan ada tanaman lain yang dapat
diandalkan saat salah satu tanaman mengalami kegagalan panen.
Sekarang sosok sederhana ini sudah menjadi pebisnis panjang
akal bukan?
Sekarang pembahasan berkaitan dengan unsur kimia. Tanaman dapat
tumbuh karena unsur-unsur pada tanah dan udara. Lalu bagaimana saat
kandungan 1 unsur (misalnya nitrogen) menurun kadarnya. Ada 2 cara
yang dilakukan, pertama menebar pupuk alami maupun buatan pabrik,
kedua ialah menanam kacang. Tanaman kacang dapat digunakan sebab
akarnya dapat menyimpan nitrogen dari udara. Petani akan memilih cara
terefisien agar unsur tanah kembali stabil. Tanpa pemahaman terhadap
ilmu kimia mustahil diperoleh hasil pertanian yang menguntungkan.
Petani
merupakan mekhluk sensitif. Jika pertanian tidak lancar, maka negara
dapat mengalami kekacauan karena kebutuhan makanan tidak terpenuhi.
Negara-negara Eropa memberikan perlindungan terhadap para petaninya.
Miliaran dolar disalurkan setiap tahun oleh pemerintah, salah satunya
berupa regulasi yang pro petani. Hal ini dilakukan agar pertanian
stabil. Dampaknya perut penduduk tetap terjaga sehingga negara tidak
mengalami pergolakan menjadi semacam revolusi misalnya.
Referensi
Safei
Ahmad. Siapa Mau Jadi Petani.
2016. Jakarta: Penerbit PT Gramedia.
Comments
Post a Comment